Kamis, 26 November 2009

Al Fatihah Dan Fadhilahnya


Surat Al Fatihah :









Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur, telah dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang sebagian kaum muslimin menyalahgunakannya , seperti membacanya untuk orang mati saat ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi – Shallallahu-alaihi wa sallam -, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaniy, dan orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada contohnya dari Allah dan Rasul-Nya.

Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita tak mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits-hadits yang menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya disisi Allah -Azza wa Jalla-.

Fadhilah Surat Alfatihah :

1. Orang yang membaca Al-Fatihah akan mendapatkan balasan pahala yang besar di sisi Allah. Terlebih lagi jika ia membacanya dengan ikhlash, dan mentadabburi maknanya.

Abu Sa’id bin Al-Mu’allaa r.a - berkata,

“Dulu aku pernah sholat. Lalu Nabi -Shallallahu ’alaihi wa sallam- memanggilku. Namun aku tak memenuhi panggilan beliau. Aku katakan, “Wahai Rasulullah, tadi aku sholat”. Beliau bersabda, “Bukankah Allah berfirman, “Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu”. (QS. Al-Anfaal : 24).

Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau kuajarkan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid”?. Beliau pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka aku katakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda, “Aku akan ajarkan kepadamu Surat yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau bersabda, “Alhamdulillahi Robbil alamin. Dia (Surat Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan kepadaku”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih -nya (4720), Abu Dawud dalam Sunan -nya (1458), dan An-Nasa?iy dalam Sunan -nya (913)]

Al-Imam Ibnu At-Tiin -rahimahullah- berkata saat menjelaskan makna hadits di atas, “Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar) dibandingkan surat lainnya”. [Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar Al-Asqolaniy]

2. Surat Al-Fatihah merupakan surat terbaik, karena ia mengandung tauhid, ittiba’ (mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, al-wala’ wal baro’ , keimanan terhadap perkara gaib, dan lainnya.

Ibnu Jabir r.a - berkata, yang artinya :

“Aku tiba kepada Rasulullah-Shallallahu ’alaihi wa sallam, sedang beliau mengalirkan air. Aku berkata, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku (sebanyak 3 X). Kemudian Rasulullah berjalan, sedang aku berada di belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke masjid sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya bersabda, “Alaikas salam wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat di dalam Al-Qur?an”. Aku katakan, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Bacalah surat Alhamdulillahi Robbil alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai engkau menyelesaikannya”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini di- hasan -kan oleh Al-Arna?uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]

3.Surat Al-Fatihah dinamai oleh Allah dengan “Al-Qur’an Al-Azhim” , padahal Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah, masih ada surat-surat lainnya yang berjumlah 113. Namun Allah – Azza wa Jalla - menamainya demikian karena kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang dikandung oleh Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu Alam bish showab.

Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wa sallam - bersabda, yang artinya :

“Ummul Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih -nya (4427), Abu Dawud dalam Sunan -nya (1457), dan At-Tirmidziy dalam Sunan -nya (3124)]

4.Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah. Namun secara khusus Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah sebagian orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah, orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh kala itu juga.

Abu Said al-Khudri r.a. berkata,
Ketika kita dalam bepergian dan berkemah, tiba-tiba datang budak perempuan dan berkata, Sesungguhnya pimpinan suku ini digigit binatang berbisa, dan tidak ada orang, apakah ada di antara kalian yang dapat menjampi :faka berdirilah seorang di antara kami, kami tidak menyangka bahwa ia dapat menjampi. Tiba-tiba dijampinya dan sembuh. Maka diberinya dia hadiah berupa tiga puluh doinba dan diberinya kami susu. Ketika ia kembali kami bertanya, Apakah anda pandai menjampi? Jawabnya, Tidak, aku tidak menjampi, kecua!i dengan Ummul Kitab Fatihah. Maka kami pun memberitahu agar domba-domba itu jangan diganggu sehingga kami bertanya kepada Rasulullah saw. Kemudian setelah kami kembali ke Madinahj kami ceriterakan kejadian itu kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. bertanya, "Dari mana ia mengetahui bahwa Fatihah itu sebagai jampi (untuk jampi? Bagilah domba-domba itu dan berilah aku bagian".
(Bukhari,Muslim, Abu Dawud).



5.Satu lagi diantara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut dengan cahaya , karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam semua urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama telah menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan mutiara hikmahnya yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.

Ibn Abbas r.a. berkata,
Rasulullah saw. duduk bersama Jibril, tiba-tiba mendengar suara gemuruh di atasnya, maka Jibril melihat ke atas langit, lalu berkata, Itu pintu langit telah terbuka, belum pernah dibuka sama sekali". dan telah turun seorang malaikat dari padanya. Maka datanglah Malaikat itu kepada Nabi saw. dan berkata, 'Terimalah kabar gembira, bahwa anda diberi dua cahaya yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelum anda, yaitu Fatihah dan penutup surat al-Baqarah. Tiada engkau membaca satu huruf melainkan pasti diberi (yakni apa yang terkandung di dalamnya'.
(HR. Muslim, an-Nasa'i).

6.Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap orang yang mengerjakan sholat, baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (sholat sendiri). Barangsiapa yang tak membacanya, maka sholatnya tak sah.

Nabi – Shallallahu ’alaihi wa sallam - bersabda, yang artinya :

“Barangsiapa yang melakukan sholat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka sholatnya kurang (3X), tidak sempurna”. Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana kalau kami di belakang imam”. Beliau berkata, “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh aku telah mendengar Rasulullah -Shallallahu ?alaihi wa sallam- bersabda, “Allah -Ta?ala- berfirman, “Aku telah membagi Sholat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta”. [HR. Muslim (395), Abu Dawud (821), At-Tirmidziy (2953), An-Nasa?iy (909), dan Ibnu Majah (838)]

Abu Zakariya An-Nawawiy -rahimahullah- berkata, “Al-Fatihah dinamai sholat, karena sholat tak sah, kecuali bersama Al-Fatihah”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (2/127)]

Sumber :http://elfri.wordpress.com

0 komentar: